Manajemen Proyek dan Resiko
NAMA : MUHAMMAD
IKBAR FADHILAH
KELAS : 3KB07
NPM :
24117066
M1:
Pengenalan
Manajemen Proyek
1. Latar belakang, sejarah dan motivasi mempelajari
manajemen proyek khususnya TI
·
Laporan Chaos 1995
·
Penelitian Standish Group menunjukkan 31,1% mengejutkan
proyek akan dibatalkan sebelum mereka pernah mendapatkan selesai
·
Hasil lebih lanjut menunjukkan 52,7% dari proyek akan
menelan biaya lebih dari 189% perkiraan asli mereka
·
Di sisi keberhasilan, rata-rata hanya 16,2% untuk
perangkat lunak proyek yang diselesaikan tepat waktu
·
Sebuah laporan tahun 2001 menunjukkan bahwa AS
menghabiskan $ 2.3 triliun untuk proyek setiap tahun
·
Belanja TI di seluruh dunia diperkirakan akan tumbuh
sebesar 4% dan 6% dalam beberapa tahun mendatang
·
Pada tahun 2003 rata-rata manajer proyek senior di US
berpenghasilan hampir $ 90,000 per tahun
·
Di AS, nomor-satu realitas acara TV pada tahun 2004,
menggambarkan peran manajer proyek penting dalam bisnis
2. Keuntungan menggunakan formal manajemen proyek
·
Kontrol yang lebih baik di bidang keuangan, fisik,
dan SDM
·
Meningkatnya relasi dengan customer
·
Waktu pembangunan yang lebih singkat
·
Biaya yang lebih rendah
·
Kualitas lebih tinggi & meningkatnya
reliabilitas
·
Keuntungan yang lebih besar
·
Meningkatnya produktivitas
·
Koordinasi yang lebih baik
·
Moral pekerja lebih baik
3. Pengertian proyek dan manajemen proyek
Proyek adalah rangkaian usaha
dalam jangka waktu tertentu yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah
produk atau jasa unik tertentu , dilaksanakan oleh manusia dengan
memanfaatkan berbagai sumber daya melalui rangkaian proses perencanaan,
eksekusi dan kontrol
Contoh Proyek:
- Membuat desain baru kendaraan di zaman sekarang
- Mengembangkan produk baru
- Membangun sebuah gedung atau fasilitas dalam sebuah
lingkungan
- Membuat perubahan dalam struktur organisasi
Proyek memiliki jangka waktu tertentu yang
berarti bahwa rangkaian aktivitas tersebut memiliki titik mulai dan titik
selesai yang pasti (ditargetkan). Bersifat unik yang berarti bahwa tidak ada
proyek yang menghasilkan produk atau jasa yang identik
Manajemen Proyek adalah penerapan
pengetahuan, kompetensi, keahlian, peralatan, metodologi, dan teknik didalam
proses pengelolaan sebuah proyek sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan
harapan berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) dari proyek tersebut
4. Kendala-kendala Manajemen Proyek
·
Proyek harus beroperasi dalam lingkungan organisasi
yang luas
·
Manajer proyek perlu mengambil pandangan holistik atau
sistem proyek dan mengerti bagaimana terletak didalam organisasi besar
5. Kerangka kerja dan area knowledge
manajemen proyek
·
Kerangka kerja manajemen proyek menyediakan struktur
dasar untuk memahami manajemen proyek
·
Konteks manajemen proyek menggambarkan lingkungan
internal dan eksternal dimana dimana proyek tersebut beroperasi
·
Rangkaian proses manajemen proyek menggambarkan
pandangan umum tentang bagaimana proses manajemen proyek dalam pengelolaan
proyek tersebut dilaksanakan dan hubungan keterkaitan antaranya
·
Pengelolaan Waktu proyek termasuk memperkirakan berapa
lama memakan waktu untuk menyelesaikan kerja, membangun jadwal proyek yang
dapat diterima, dan menjamin ketepatan waktu penyelesaian proyek tersebut
·
Pengelolaan Lingkup proyek termasuk menentukan dan
mengelola semua kerja yang diperlukan untuk menyeleesaikan kesuksesan
proyek
·
Pengelolaan Biaya proyek terdiri dari persiapan dan
pengelolaan biaya untuk proyek
·
Proyek pengelolaan Resiko termasuk mengidentifikasi,
menganalisis, dan merespon resiko yang terjadi di dalam proyek
·
Proyek SDM memperhatikan kegunaan efektif dari orang yang
terkait dengan proyek itu
·
Project Integration management mempengaruhi dan
dipengaruhioleh 8 area pengetahuan lainnya
6. Alat dan teknik Manajemen Proyek
Alat dan tehnik manajemen
proyek membantu manajer proyek maupun timnya dari berbagai aspek manejemen
proyek
·
Analisis waktu, bagan Gantt, dan diagram network
·
Perkiraan biaya
·
Perkiraan ruang lingkup
7. Hubungan manajemen proyek dengan disiplin ilmu lain
·
Sebagian besar pengetahuan yang dibutuhkan untuk
mengelola proyek yang unik atau hampir unik untuk manajemen proyek (misalnya:
analisis jalur kritis dan struktur kerja rincian). Namun PMBOK tidak tumpang
tindih dengan disiplin manajemen yang lainnya
·
Manajemen umum meliputi perencanaan, pengorganisasian,
staf, melaksanakan, dan mengendalikan operasi perusahaan berlangsung. Manajemen
umum juga termasuk mendukung disiplin ilmu seperti pemrograman computer, hukum,
statistic dan teori probabilitas,logistic dan personel. PMBOK ini tumpang
tindih manajemen umum di banyak daerah- prilaku organisasi, peramalan keuangan,
dan teknik perencanaan
·
Daerah aplikasi adalah kategori proyek yang memeiliki
elemen umum yang signifikan dalam proyek tsb namun tidak dibutuhkan hadir dalam
semua proyek. Daerah aplikasi didefinisikan dalam hal Teknis elemen, seperti
pengembangan perangkat lunak, farmasi atau teknik kontruksi.Manajemen elemen,
seperti kontrak pemerintah atau pengembangan produk baru. Industry kelompok,
seperti otomotif, kimia, atau layanan keuangan
8. Bagan Gantt, diagram Network, dan alat manajemen
proyek enterprise
·
Bagan Gantt
·
Diagram Network
·
Alat manajemen proyek enterprise
9. Profesi dan Sertifikasi Manajemen Proyek
- Profesi manajemen proyek:
Berbagai kelompok – kelompok tertentu
berminat di berbagai bidang seperti engineering, berbagai bidang jasa, maupun
kesehatan
- Sertifikasi manajemen proyek:
PMI telah menyediakan sertifikasi sebagai Project Management Profesional (PMP). Untuk mendapatkan sertifikasi itu seorang PMP harus mempunyai pengalaman proyek yang cukup, dan harus mengikuti test PMP dank ode etik yang telah ada
PMI telah menyediakan sertifikasi sebagai Project Management Profesional (PMP). Untuk mendapatkan sertifikasi itu seorang PMP harus mempunyai pengalaman proyek yang cukup, dan harus mengikuti test PMP dank ode etik yang telah ada
Sumber:
Information Technology
Project Management, 5th "Edition" , by Kathy Schwalbe, Thompson
Course
Technology,
Boston-Massachusetts, 2007, Chapter 1 (ibm@ilkom.ac.id)
M2:
Konteks Manajemen Proyek dan TI
Konteks Manajemen Proyek dan TI
1. Gambaran sistem dari manajemen proyek
Ketika jumlah dan tingkat kerumitan proyek terus berkembang, maka manajemen proyek itu harus semakin perlu dipraktekan untuk membiasakan diri menghadapi masalah – masalah maupun kerumitan yang ditemui. Sehingga tingkat kerumitan yang menjadi beban, lama – lama akan berkurang
Ketika jumlah dan tingkat kerumitan proyek terus berkembang, maka manajemen proyek itu harus semakin perlu dipraktekan untuk membiasakan diri menghadapi masalah – masalah maupun kerumitan yang ditemui. Sehingga tingkat kerumitan yang menjadi beban, lama – lama akan berkurang
Manajer proyek yang sukses harus
memiliki dan mengembangkan banyak ketrampilan dan memimpin tim mereka melalui
praktek langsung. Proyek memiliki beberapa atribut, seperti bersifat unik,
sementara dan dikembangkan secara incremental. Sebuah kerangka untuk manajemen
proyek termasuk stakeholder, sembilan bidang pengetahuan, tools dan teknik, dan
menciptakan portofolio proyek untuk menjamin kesuksesan perusahaan
2. Pemahaman mengenai organisasi dan struktur dasar
organisasi serta pengaruhnya pada proyek
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek
seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan
eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang
dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaanya oleh masyarakat
disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti pengambilan sumber daya
manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka
pengangguran
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini bukan berarti keanggotaan seumur hidup akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka meskipun pada saat mereka menjadi anggota orang-orang dalam organisasi berpatipasi secara relatif teratur. Struktur organisasi mendefinisikan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Variabel struktur
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini bukan berarti keanggotaan seumur hidup akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka meskipun pada saat mereka menjadi anggota orang-orang dalam organisasi berpatipasi secara relatif teratur. Struktur organisasi mendefinisikan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Variabel struktur
a. Ukuran (size):
·
Makin besar akan semakin komplek impersonal, semakin
lugas , semakin sulit diarahkan, semakin sulit dipadukan
·
Ukuran menciptakan dilema
·
Tak ada yang tahu ukuran yang optimum
b. Jumlah tingkatan hirarkhi:
·
Kalau terlalu banyak bisa timbul kesulitan komunikasi
vertikal
·
Sebaiknya tak terlalu banyak
·
Perhatikan efektivitas komunikasi
c. Struktur kewenangan:
·
Orang-orang yang punya kewenangan membuat keputusan bagi
organisasi
·
Siapa saja yang termasuk dalam struktur
·
Bila hanya satu orang bisa timbil kesulitan
·
Pendelegasian wewenang
d. Struktur komunikasi:
·
Variabel yang terpenting
·
Dari puncak hirarkhi sampai ke paling bawah
·
Juga perlu diperhatikan komunikasi horisontal
e. Struktur tugas:
·
Sama dengan struktur peranan
·
Cara organisasi membagi-bagi tugas/pekerjaan kepada
anggota-anggotanya
·
Apakah semua pekerjaan terbagi habis
·
Apakah semua anggota mendapat peranan
·
Apakah hanya orang tertentu saja yang berperan
f. Struktur status dan prestis:
·
Apa yang diperoleh dari organisasi dengan pengorbanan
yang diberikan
·
Apakah prestis (gengsi) seseorang akan naik dengan
menjadi anggota organisasi
·
Apakah prestis terbagi secara merata
·
Apakah organisasi memiliki jenjang status yang terbuka
bagi semua anggota
g. Jarak psikologis:
·
Antara orang yang di puncak (pengambil keputusan) dan
orang- orang di bawah (yang melakukan pekerjaan)
·
Komunikasi emosi antara orang-orang dalam hirarkhi
·
Menunjukkan kemudahan komunikasi vertikal effektif/tidak
3. Komitmen stakeholder dan top manajemen dalam proyek TI
Stakeholder adalah
orang-orang yang terkait dalam aktivitas proyek dan setiap stakeholder
mempunyai komitmen untuk bekerja secara profesional dan bertanggung jawab dalam
setiap manajemen proyek kerja. Stakeholder termasuk tim proyek, manajer proyek,
sponsor proyek, maupun user (pengguna). Para manajer proyek harus mengambil waktu untuk
mengidentifikasi, memahami, dan mengelola hubungan dengan semua stakeholder
proyek menggunakan empat frame organisasi yang dapat membantu memenuhi
kebutuhan stakeholder dan harapan. Dalam hal itu senior eksekutif stakeholder
sangat penting di beberapa studi menyebutkan komitmen manajemen puncak sebagai
salah satu faktor kunci yang terkait dengan proyek sukses
4. Phase dan siklus hidup proyek
Ada 6 tahap siklus hidup
proyek yaitu: Model Water Fall, System Engineering, Over Lapping Phases,
Prototyping, Joint Aplication Development, Herative Life Cycle. Berikut
penjelasan secara detailnya:
a. Model Water Fall
- System / Information Engineering and Modeling. Permodelan ini diawali
dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke
dalam bentuk software
- Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak / Software Requirements Analysis. Proses pencarian kebutuhan
diintensifkan dan difokuskan pada software
- Design. Proses ini
digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan di atas menjadi representasi ke
dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai
- Coding. Untuk dapat
dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus
diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke
dalam bahasa pemrograman melalui proses coding - Maintenance
- Testing / Verification. Sesuatu yang dibuat haruslah di ujicobakan 2. System
Engineering
- Maintenance. Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya
adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti
itu
b. System Engineering
Tahapannya dengan menggunakan OMT (Object Modelling
Technique)
- Model Objek
- Model Dinamis
- Model Fungsional
c. Over Lapping Phases
- Komunikasi pelanggan, yaitu
tugas-tugas untuk membangun komunikasi antara pelanggan dan kebutuhan-kebutuhan
yang diinginkan oleh pelanggan
- Perencanaan, yaitu
tugas-tugas untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek
informasi lain yg berhubungan
- Evaluasi Pelanggan, yaitu
tugas-tugas untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan
d. Prototyping
- Pengumpulan kebutuhan. Pelanggan
dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak,
mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat
- Membangun prototyping. Membangun
prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian
kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output)
- Evaluasi protoptyping. Evaluasi
ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah
sesuai dengan keinginann pelanggan
- Mengkodekan sistem. Dalam tahap
ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa
pemrograman yang sesuai
e. Joint Aplication Development
- Bussiness Modelling. Tahap
ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan informasi
- Data Modelling. Tahap
aliran informasi yang sudah didefinisikan, disusun menjadi sekumpulan objek
data
- Process Modelling. Tahap
dimana objek data yang sudah didefinisikan diubah menjadi aliran informasi yang
diperlukan untukmenjalankan fungsi-fungsi bisnis
- Aplication Generation. Tahap
dimana menggunakan component program yang sudah ada atau membuat component yang
bisa digunakan lagi
- Testing and Turnover. Tahap
pengujian sistem
f. Herative Life Cycle
- Perencanaan (Planning). Tujuan
dari tahap perencanaan adalah untuk meng-hasilkan rencana kerja (work plan)
formal untuk pengembangan sistem
- Pendefinisian
Knowledge (Knowledge Definition). Tujuan tahap ini adalah mendefiniskan kebutuhan knowledge
dari sistem
- Perancangan Knowledge
(Knowledge Design). Tujuan tahap ini
adalah menghasilkan rancangan rinci untuk sistem
5. Siklus hidup produk
Siklus hidup produk adalah suatu
konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu
produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau
daur hidup. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik
yang menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan
ditarik dari pasar . Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini merupakan
konsep yang penting dalam pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam
mengenai dinamika bersaing suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh levitt
(1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para ahli
lainnya
Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk. Ada yang menggolongkannya menjadi introduction, growth, maturity, decline dan termination. Sementara itu ada pula yang menyatakan bahwa keseluruhan tahap – tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market acceptance), slow growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline (obsolescence). Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline
Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu:
Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk. Ada yang menggolongkannya menjadi introduction, growth, maturity, decline dan termination. Sementara itu ada pula yang menyatakan bahwa keseluruhan tahap – tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market acceptance), slow growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline (obsolescence). Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline
Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu:
- Tahap perkenalan (introduction)
Pada tahap ini, barang mulai
dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum tinggi.
Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru) Karena masih berada
pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya
periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan
pada merek penjual. Di samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas
dan laba yang diperoleh masih rendah
- Tahap pertumbuhan (growth)
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya
- Tahap kedewasaan (maturity)
Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan
- Tahap pertumbuhan (growth)
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya
- Tahap kedewasaan (maturity)
Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan
- Tahap kemunduran (decline)
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun.Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas' Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:
a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya)
b. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program produksiny a agar lebih efisien
c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik
d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada
e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun.Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas' Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:
a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya)
b. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program produksiny a agar lebih efisien
c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik
d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada
e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut
6. Konteks dari proyek IT
Sebuah fenomena yang unik
telah terjadi dalam bidang teknologi informasi. Fenomena ini dapat dilihat pada
seluruh aktivitas yang terdapat didalamnya. Hampir seluruh aktivitas yang
terkait dengan kegiatan perencanaan, pengembangan dan penerapan teknologi
informasi dilakukan melalui aktivitas berbasis proyek. Hal ini tentunya sangat
berbeda dengan menyelesaikan sebuah pekerjaan yang bersifat rutin, dimana dalam
menyelesaikan aktivitas berorientasi proyek, waktu pelaksanaan kegiatan,
sasaran yang ingin dicapai, out put yang akan dihasilkan, pihak-pihak yang
terlibat, besarnya anggaran dan sumber daya yang dibutuhkan ditetapkan dengan
jelas
Fenomena diatas
mengindikasikan bahwa seseorang yang ingin berhasil dalam meniti karir di dunia
IT, harus memiliki kemampuan yang baik dalam bidang manajemen proyek teknologi
informasi. Selain diterapkan dalam bidang konstruksi, ilmu manajemen proyek
juga tidak kalah pentingnya untuk diterapkan dalam bidang IT. Nilai proyek IT
yang cukup besar menyebabkan penanganan proyek-proyek IT harus direncanakan
secara matang. Tidak jarang banyak proyek IT yang mengalami kegagalan dalam
pencapaian tujuan, jadwal maupun batasan biaya yang telah ditetapkan diawal
7. Fungsi kerja manajemen proyek
Manfaat manajemen proyek dilihat dari segi bidang-bidang
tertentu yaitu:
- Planning to Do ( Perencanaan Selanjutnya). Berfungsi sebagai memberikan gambaran hubungan ketergantungan dan pekerjaan, mengindetifikasi jalur kritis, merencanakan sumber daya, dan mengindentifikasi adanya select
- Pengendalian. Berfungsi memberikan dasar-dasar gambaran patokan dalam pengendalian proyek
- Lingkup kerja dan masalah yang dihadapi. Berfungsi memberikan dorongan nyata demi terciptanya komunikasi anatar pemimpin proyek dan pelaksana proyek dilapangan , supaya sukses dan mendapatkan hasil yang memuaskan
Menurut H.Kerzener bahwa siklus proyek adalah kegiatan dari awal kemudian bertambah macam dan intensitasnya sampai puncak , ke bawah dan ke atas. Masing-masing memiliki tahap khusus yang kompleksitas , ukuran dan jadwal yang ditentukan atau diperlukan kompleksitas proyek tergantung pada:
a. Jumlah ragam macam kegiatan
b. Macam dan jumlah kegiatan didalam suatu proyek dan luar
Supaya proyek cepat berhasil ada hal yang penting diperhatikan yaitu:
- Planning to Do ( Perencanaan Selanjutnya). Berfungsi sebagai memberikan gambaran hubungan ketergantungan dan pekerjaan, mengindetifikasi jalur kritis, merencanakan sumber daya, dan mengindentifikasi adanya select
- Pengendalian. Berfungsi memberikan dasar-dasar gambaran patokan dalam pengendalian proyek
- Lingkup kerja dan masalah yang dihadapi. Berfungsi memberikan dorongan nyata demi terciptanya komunikasi anatar pemimpin proyek dan pelaksana proyek dilapangan , supaya sukses dan mendapatkan hasil yang memuaskan
Menurut H.Kerzener bahwa siklus proyek adalah kegiatan dari awal kemudian bertambah macam dan intensitasnya sampai puncak , ke bawah dan ke atas. Masing-masing memiliki tahap khusus yang kompleksitas , ukuran dan jadwal yang ditentukan atau diperlukan kompleksitas proyek tergantung pada:
a. Jumlah ragam macam kegiatan
b. Macam dan jumlah kegiatan didalam suatu proyek dan luar
Supaya proyek cepat berhasil ada hal yang penting diperhatikan yaitu:
- Konsepsional proyek
- Definisi proyek
- Penyusunan organisasi
- Pelaksanaan proyek
- Penyelesaian proyek
Setiap akhir pengkajian dan keputusan apakah proyek tersebut dapat dilaksanakan ke tahap berikutnya. Hasil dari setiap tahap terdahulu merupakan masukan utama bagi tahap berikutnya
- Definisi proyek
- Penyusunan organisasi
- Pelaksanaan proyek
- Penyelesaian proyek
Setiap akhir pengkajian dan keputusan apakah proyek tersebut dapat dilaksanakan ke tahap berikutnya. Hasil dari setiap tahap terdahulu merupakan masukan utama bagi tahap berikutnya
8. Keahlian yang disarankan bagi manajer proyek
Seorang manajer proyek harus
memiliki keterampilan yang luas hardskill maupun softskillnya keahlian yang
disarankan yaitu :
- Keterampilan berkomunikasi yang baik dan tegas
- Keahlian dalam berorganisasi sehingga dapat membuat
rencana dan menganalisis masalah
- Keterampilan team-building untuk memotivasi dan bekerja
sama pada tim proyeknya
- Keterampilan teknologi
- Keterampilan penyesuaian diri yaitu fleksibel, kreatif,
sabar serta pantang menyerah
- Keterampilan kepemimpinan agar memberikan visi yang
besar untuk tujuan proyek tersebut
9. Karakteristik dari manajer proyek yang efektif dan
tidak efektif
Effective project manager:
·
Visioner
·
Kompeten
·
Motivator yang baik
·
Mendukung anggota tim
·
Membuat ide–ide baru
Ineffective project manager:
·
Minder
·
Motivator yang buruk
·
Tidak Kompeten
·
Komunikator yang buruk
Sumber:
M3:
Grup proses Manajemen Proyek
Grup proses Manajemen Proyek
1. Grup proses manajemen proyek
Dalam sebuah manajemen
proyek terdapat sejumlah proses yang saling berkaitan antara yang satu dengan
yang lainnya, dan tiap-tiap proses tersebut membentuk suatu grup proses Dalam
manajemen proyek terdapat 5 grup proses:
- Inisisasi yaitu dilakukannya pendefinisian proyek
- Perencanaan proyek yaitu mendefinisikan dan merinci
tujuan proyek, serta merencanakan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan dalam
rangka mencapai tujuan proyek itu sendiri dan sesuai batasan yang telah
disepakati
- Eksekusi yaitu mengintegerasikan semua sumber daya yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan proyek dengan melaksanakan apa yang
sudah direncanakan
- Kontrol yaitu mengukur dan memonitor secara berkala
kemajuan proyek serta mengidentifikasi adanya penyelewengan pelaksanaan dari
rencana yang sudah dibuat sebelumnya
- Akhir melakukan formalisasi hasil proyek berupa barang
atau jasa yang dihasilkan dari proyek
2. Hubungan antara grup proses dan area knowledge
Knowledge berperan penting dalam sebuah manajemen proyek terutama dalam pengawasan grup proses manajemen proyek. Dimana grup proses adalah suatu rencana demi kelancaran proyek agar lebih mudah dalam memulai proyek dan tugas knowledge merupakan memonitor segala hal dari berbagai aspek yang terjadi di dalam grup proses
Knowledge berperan penting dalam sebuah manajemen proyek terutama dalam pengawasan grup proses manajemen proyek. Dimana grup proses adalah suatu rencana demi kelancaran proyek agar lebih mudah dalam memulai proyek dan tugas knowledge merupakan memonitor segala hal dari berbagai aspek yang terjadi di dalam grup proses
3. Membangun metodologi manajemen proyek IT
Sebuah perusahaan vendor IT atau
vendor apapun yang hidup matinya bergantung pada keberadaan proyek, memiliki
masalah yang sama dalam menentukan metodologi apa yang cocok untuk digunakan
dalam pengerjaan proyek. Dalam dunia IT lebih dalam lagi akan ada pertanyaan
metodologi apa yang cocok untuk pengembangan software atau untuk digunakan
sebagai acuan Software Development Life Cycle (SDLC)
Pengalaman membuktikan, tidak
adanya kejelasan metodologi yang jelas yang digunakan perusahaan akan membuat
proyek berjalan tanpa arah dan akan sangat tergantung dari individu manajer
proyeknya. Jika kondisi itu berlangsung pada proyek yang kompleks dan ditangani
oleh manajer proyek yang tidak berpengalaman maka akan berakhir pada kegagalan
proyek. Bagi orang yang lebih tinggi yaitu atasan dari manajer proyek, hal
tersebut akan membuat proyek-proyek tidak bisa dimonitor apalagi dikontrol
Memilih metodologi proyek memang
bukan hal yang mudah. Kita tau ada berbagai macam metodologi mulai yang
general, yang bisa diimplementasikan pada proyek apapun seperti PMBOK, PRINCE2
maupun yang spesifik untuk domain tertentu misalnya SWEBOK, XP, Scrum yang
digunakan pada proyek development software. Masing-masing metodologi memiliki
keuntungan dan kita perlu untuk TIDAK memilih begitu saja satu
metodologi karena saya percaya tidak ada metodologi yang "one size
fits all"
Kita dapat mengelaborasikan beberapa
metodologi dan membuatnya pesifik untuk perusahaan dengan catatan metodologi
tersebut didefinisikan agar sesuai dengan sifat dari proyek-proyek yang ada
dan sebisa mungkin masih dapat disesuaikan (tailored) sesuai dengan
besarnya proyek
Untuk mengelaborasi
metodologi, sebaiknya kita mulai dengan studi beberapa metodologi yang sudah
ada. Ada baiknya kita membuat listing yang lengkap dari metodologi yang
yang sudah ada, mempelajarinya secara high level, kemudian menentukan yang
menjadimain interest, lalu melakukan klasifikasi seperti yang
dijelaskan sebuah artikel "Defining & Classifying Project Management
Methodologies." Berikut ini gambaran level dari klasifikasi metodologi
manajemen proyek dari artikel tersebut
Ada baiknya perusahaan membuat sebuah
referensi metodologi manajemen proyek pada Level 3 (Organization specific,
customized methodology). Yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diadaptasi
menjadi L4 maupun L5 sesuai kemampuan manajer proyek
Sebuah kesimpulan yang menarik terkait pemilihan metodologi ini dapat kita lihat dari artikel "Methodology Per Project". Menurut penulis artikel tersebut, Alistair Cockburn, metodologi memiliki sepuluh elemen dasar yaitu: roles, skills, activities, techniques, tools, teams, deliverables, standards, quality measures dan project values. Tidak semua metodologi mencakup semua elemen tersebut, semakin besar proyek maka harus semakin besar metodologinya artinya aspek elemen yang dicakup harus semakin lengkap. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengelaborasi beberapa metodologi. Lebih jauh lagi, perusahaan seharusnya tidak hanya mendefinikan acuan metodologi tetapi sebuah common frame of reference yang mencakup:
Sebuah kesimpulan yang menarik terkait pemilihan metodologi ini dapat kita lihat dari artikel "Methodology Per Project". Menurut penulis artikel tersebut, Alistair Cockburn, metodologi memiliki sepuluh elemen dasar yaitu: roles, skills, activities, techniques, tools, teams, deliverables, standards, quality measures dan project values. Tidak semua metodologi mencakup semua elemen tersebut, semakin besar proyek maka harus semakin besar metodologinya artinya aspek elemen yang dicakup harus semakin lengkap. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengelaborasi beberapa metodologi. Lebih jauh lagi, perusahaan seharusnya tidak hanya mendefinikan acuan metodologi tetapi sebuah common frame of reference yang mencakup:
- A common project management model
- Companywide project management training programs
- Project management career development
- Knowledge-sharing activities
4. Studi kasus : JWD Consulting’s Project Management Intranet Site
JWD Consulting’s Project Management Intranet Site terdiri dari beberapa proses sebagai berikut ini:
- Initiating
- Planning
- Executing
- Monitoring and Controlling
- Closing
- Initiating
Inisiasi merupakan tahap pengenalan dalam memulai proyek baru, dan memastikan bahwa pada tahap ini proyek akan dijalankan dengan benar
Input:
·
Mengidentifikasikan pihak-pihak yang berkepentingan
·
Menganalisis kebutuhan yang diperlukan dalam membangun
proyek
·
Memperkirakan resiko-resiko yang akan muncul
Output:
·
Project charter terselesaikan dan disepakati
·
Terpilihnya Manajer Proyek
·
Teridentifikasinya pihak-pihak yang berkepentingan
·
Business case terselesaikan
- Planning
Tujuan utama dari perencenaan proyek adalah untuk memandu pelaksanaan proyek
Input:
Tujuan utama dari perencenaan proyek adalah untuk memandu pelaksanaan proyek
Input:
·
Berupa output dari proses inisiasi sebelumnya
Output:
·
Ditentukannya lingkup proyek
·
Adanya kontrak tim
·
Adanya WBS
·
Scheduled Project terbentuk
·
Adanya daftar dari resiko yang diprioritaskan
- Executing
Proses executing proyek diperlukan untuk memastikan bahwa aktifitas dalam perencanaan proyek terpenuhi
Input:
Proses executing proyek diperlukan untuk memastikan bahwa aktifitas dalam perencanaan proyek terpenuhi
Input:
·
Berupa output dari proses perencanaan (planning)
Output:
·
Mengimplementasikan solusi dari masalah-masalah yang
ada
·
Mengetahui data performansi kerja dari tim
·
Perencanaan Manajemen Proyek (diperbaharui)
·
Terkualifikasinya daftar penjual
- Monitoring and Controlling
Monitoring and Controlling merupakan pengukuran dan pemantauan perkembangan secara berkala akan tujuan proyek untuk memastikan adanya kecocokkan antara progress dgn rencana awal proyek, selain itu untuk memantau setiap penyimpangan yang ada dari rencana awal
Input:
Monitoring and Controlling merupakan pengukuran dan pemantauan perkembangan secara berkala akan tujuan proyek untuk memastikan adanya kecocokkan antara progress dgn rencana awal proyek, selain itu untuk memantau setiap penyimpangan yang ada dari rencana awal
Input:
·
Berupa output-an dari proses sebelumnya
Output:
·
Adanya recommended corrective actions, preventive
actions, dan defect repair
·
Terukurnya performansi
·
Terukurnya kontrol kualitas
·
Resolved Issues
- Closing
Meraih lebih banyak lagi stakeholders dan pelanggan yang menerima layanan ataupun produk akhir kita
Input:
Meraih lebih banyak lagi stakeholders dan pelanggan yang menerima layanan ataupun produk akhir kita
Input:
·
Berupa output dari proses penutupan
Output:
·
Final Product, service or result
·
Menutup kontrak
·
Dokumentasi
5. Inisiasi proyek
Inisiasi proyek merupakan tahap awal
kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap
ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan diidentifiasi. Beberapa pilihan
solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan. Sebuah studi kelayakan
dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki kemungkinan terbesar
untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan.
Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan
ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk dan berakhir ketika manajer proyek
diberikan otoritas juga petunjuk untuk memulai perencanaan
6. Dokumen inisiasi proyek
Dokumen inisisasi proyek merupakan
dokumen yang berisi tentang tahap awal kegiatan awal yang sudah dibentuk sejak
sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan oleh tim proyek
7. Rencana proyek
Rencana proyek merupakan sebuah
kerangka gagasan – gagasan dalam menjalankan sebuah manajemen proyek dan demi
mensukseskan apa yang menjadi tujuan manajemen proyek itu dibuat
8. Eksekusi proyek, pengawasan proyek, penyelesaian
proyek, dan Post-Project Follow-up
Dengan definisi proyek yang jelas dan
terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk memasuki tahap eksekusi atau
pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables atau tujuan proyek
secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi
project plan akan dieksekusi. Sementara kegiatan pengembangan berlangsung,
beberapa proses manajemen perlu dilakukan guna memantau dan mengontrol pelaksanaan
proyek juga penyelesaian deliverables sebagai hasil akhir proyek
http://ejlp.blogspot.com/2010/05/memilih-metodologi-manajemen-proyek.html
http://indiegocreativity.blogspot.com/2010/03/mpti-case-study-jwd-consultings-project.html
http://indiegocreativity.blogspot.com/2010/03/mpti-case-study-jwd-consultings-project.html
Komentar
Posting Komentar